MATERI FISIKA
BESARAN DAN SATUAN
1.
Besaran Pokok
dan Besaran Turunan, Dimensi Besaran dan Konversi satuan
Besaran
adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Besaran
dalam fisika ada dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Satuan adalah
ukuran pembanding yang telah ditentukan terlebih dahulu. Ada dua macam sistem
satuan yang digunakan, yaitu sistem metrik dan sistem Inggris. Sistem metrik
dikenal sebagai meter, kilogram dan sekon (disingkat MKS) dan centimeter, gram
dan sekon (disingkat cgs), sedangkan sistem Inggris dikenal sebagai foot, pound
dan second (disingkat FPS). Dalam Sistem Internasional ada dua macam besaran,
yaitu besaran pokok danbesaran turunan.
Besaran pokok
adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan atau didefinisikan terlebih
dahulu dan. Dalam sistem Internasional (SI) terdapat tujuh besaran pokok
seperti ditunjukkan oleh tabel berikut ini.
Tabel 1.1.
Besaran pokok dan satuannya dalam SI
|
NO
|
BESARAN
POKOK
|
LAMBANG
BESARAN
|
SATUAN
|
LAMBANG SATUAN
|
LAMBANG
DIMENSI
|
|
1.
|
Panjang
|
Ɩ
|
Meter
|
M
|
[L]
|
|
|
Massa
|
M
|
Kilogram
|
Kg
|
[M]
|
|
3.
|
Waktu
|
T
|
Sekon/detik
|
s/det
|
[T]
|
|
4.
|
Suhu
|
T
|
Kelvin
|
K
|
[θ]
|
|
5.
|
Kuat arus listrik
|
I
|
Ampere
|
A
|
[I]
|
|
6.
|
Intensitas cahaya
|
I
|
Candela
|
Cd
|
[J]
|
|
7.
|
Jumlah zat
|
N
|
Mole
|
Mol
|
[N]
|
Besaran turunan adalah besaran yang
diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok. Satuan besaran turunan diperoleh
dari satuan – satuan besaran pokok, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut ini
Tabel 1.2.
besaran turunan
|
NO
|
BESARAN TURUNAN
|
LAMBANG
BESARAN
|
RUMUS
|
LAMBANG SATUAN
|
LAMBANG
DIMENSI
|
|
1.
|
Volume
|
V
|
V = p x l x t
|
m3
|
[L]3
|
|
2.
|
Kecepatan
|
V
|
|
m/s
|
[L][T]-1
|
|
3.
|
Percepatan
|
A
|
|
m/s2
|
[L][T]-2
|
|
3.
|
Gaya
|
F
|
F = m. a
|
Kg.m/s2 atau
N
|
[M][L][T]-2
|
|
4.
|
Massa jenis
|
Ρ
|
|
Kg/m3
|
[M][L]-3
|
Cara
mengerjakan dimensi besaran :
1.
Volume
V
= p x l x t = [L] . [L] . [L] = [L]3
Lambang
dimensi panjang, lebar dan tinggi dari lambang dimensi besaran pokok tabel 1.1
2.
Kecepatan
(v)
Lambang
dimensi s (jarak) = panjang
3.
Percepatan
(a)
Lambang
dimensi ∆v = v =[L][T]-1
2.
Konversi
satuan
Dengan adanya sistem satuan, maka
diperlukan pengetahuan untuk dapat menentukan perubahan satuan dari satu sistem
ke satuan yang lain yang dikenal dengan konversi satuan.
|
a.
Konversi
Satuan Panjang
1 inci (in) = 2,54 cm = 0,0254 m
1 yard = 3 feet = 36 inci = 0,9144 m
1 mile = 5280 feet = 1609 m
1 Angtrom (Ao) = 10-10 m
|
b. Konversi Satuan Volume
1 m3 = 1000 dm3
= 1000 liter = 106 cc
1 liter = 10-3
m3
1 ft3 = 2,832 x
10-2 m3
1 gallon (UK) = 4,546
liter
1 gallon (US) = 3,785
liter
1 barrel (UK) = 31, 5
gallon
1 barrel (US) = 42 gallon
|
|
c. Konversi Satuan Massa
1 kilogram = 1000 gram
1 lb (pound) = 0,4536 kg
1 slug = 14,59 kg
1 ton = 1000 kg
1 kwintal = 100 kg
|
d.
Konversi
satuan gaya
1 N = 0,2248 pound = 105
dyne
1 pound (lb) = 4,448 N
1 dyne = 10-5 N
|
|
e. Konversi Satuan Waktu
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
|
f.
Konversi
satuan tekanan
1 atm = 76 cm Hg = 1,013 x
105 N/m2 = 1013 millibar = 14,7 lb/in2
1 Pa = 1 N/m2
1 bar = 106
dyne/cm2 = 105 Pa
|
|
g. Konversi Satuan Luas
1 m2 = 104 cm2 = 106
mm2
1 inci2 = 6,452 cm2
1 ft2 = 144 inci2 = 9,29 x 10-2
m2
1 are =100 m2
|
h.
Konversi
satuan energi
1 joule = 107
erg
1 kalori = 4,186 joule
1 joule = 0,24 kalori
1 Kwh = 3,6 x 106
joule
|
|
i.
Konversi
satuan massa jenis
1 g/cm3
= 1000 kg/m3
1 lb/ft3 =
16,0185 kg/m3
|
j.
Konversi
satuan daya
1 hp = 1 dk = 745,7 watt
1 j/s = 1 watt
|
|
k.
Konversi
satuan kecepatan
1 mile/jam = 1,609 km/jam
1 knot = 1,852 km/jam
1 ft/s = 0,3048 m/s
|
|
3.
Besaran Vektor
dan Besaran Skalar
Besaran
skalar adalah besaran yang hanya memiliki besar saja tanpa memiliki arah,
contoh : massa, waktu, suhu dsb.
Besaran
vektor adalah besaran yang selain memiliki besar juga memilki arah. Contoh :
kecepatan, percepatan, gaya dsb.
Besaran
vektor dinyatakan dengan anak panah, lambang suatu vektor biasanya dituliskan
dengan satu huruf dan di atas huruf tersebut dineri tanda anak panah, misalkan
atau dicetak dengan
huruf tebal misal a atau F. Besar suatu vektor biasanya ditulis
dengan menggunakan tanda harga mutlak, misalnya
atau dicetak dengan
huruf miring (italic) misalnya a atau
F.
1.
Melukis
Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
a.
Melukis
Penjumlahan Vektor dengan Metode poligon
Cara melukis jumlah dua vektor atau
lebih dengan efisien adalah dengan metode poligon.
|
(a). Tiga vektor perpindahan yang
ditempuh seorang anak
|
|
B
|
|
A
|
|
C
|
|
(b). Menggambar vektor resultan
perpindahan dengan cara poligon
|
|
A
|
|
B
|
|
C
|
|
R = A + B + C
|
Cara melukis
selisih vektor pada prinsipnya sama seperti cara melukis penjumlahan.
b.
|
F1
|
|
F2
|
|
Menggambar vektor resultan dengan
metode jajaran genjang
|
|
F2
|
|
F1
|
|
R = F1 + F2
|
1.
Menentukan
Vektor Resultan dengan Metode grafis
Metode
grafis adalah menentukan vektor resultan dengan cara mengukur (bukan meghitung
dengan rumus). Besar vektor resultan dapat diperoleh dengan mistar dan arahnya
terhadap suatu acuan (biasanya diambil sebagai sumbu x) dengan busur derajat.
2.
Menentukan
Vektor Resultan dengan metode Analitis
Metode
analitis adalah menentukan vektor resultan dengan cara menghitung dengan rumus
(bukan dengan mengukur). Ada dua cara dalam metode analitis, yaitu :
menggunakan rumus cosinus dan menggunakan vektor komponen.
|
F2
|
|
F1
|
|
R = F1 + F2
|
|
α
|
Dengan α disebut sudut apit, yaitu sudut yang dibentuk oleh vektor F1 dan
F2. Sedangkan arah vektor resultan R terhadap salah satu vektor,
misalkan F1, yaitu β dihitung dengan rumus sinus.
Contoh soal :
Tentukan besar
dan arah vektor resultan dari vektor A
dan B yang masing – masing memiliki
besar 3 dan 4 satuan dan membentuk sudut 60o ?
|
Penyelesaian :
Diket : A
= 3 satuan
B = 4 satuan
α = 60o
Ditanya : R dan β = .... ?
|
Jawab :
|
Menentukan
Vektor Resultan dengan Vektor komponen
Penguraian vektor
|
Sebuah vektor F
dapat diuraikan menjadi komponen pda sumbu
X, yaitu Fx dan komponen pada sumbu Y, yaitu Fy.
Misalkan sudut antara vektor F dan sumbu X positif adalah θ, maka besarnya
komponen – komponen Fx dan Fy adalah
|
|
Fx
|
|
Fy
|
|
F
|
|
θ
|
atau
atau
Misalkan sebuah
vektor F memiliki komponen – komponen Fx dan Fy, Besar vektor F dan arah vektor
adalah
Besar
vektor
Arah vektor
Contoh soal :
1. Gaya F1 dan F2
bekerja pada komponen sumbu x dan y seperti pada gambar. Jika F1 =
10 N dan F2 = 10 N, α1 = 37o dan α2
= 53o. Tentukan :
a. komponen –
komponen pada sumbu x dan y
b. resultan gaya
c. arah resultan
gaya
|
F1 = 10 N
|
|
F2 = 10 N
|
|
α1
|
|
α2
|
Penyelesaian :
|
F1 = 10 N
|
|
F2 = 10 N
|
|
α1
|
|
α2
|
|
F1x
|
|
F2x
|
|
F1y
|
|
F2y
|
|
a.
Komponen sumbu-x :
|
Komponen sumbu-y :
|
|
|
b.
Resultan kedua vektor :
|
c.
Arah resultan kedua vektor :
|
|
Apabila tiap skala pada
gambar di bawah ini 1 N, maka tentukan resultan kedua vektor ?
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
F1x
|
|
F2x
|
Penyelesaian
:
Caranya sama dengan contoh no. 1, masing –
masing vektor diuraikan terhadap komponen sumbu-x dan sumbu-y
|
Komponen sumbu-x :
|
Komponen sumbu-y :
|
Resultan
kedua vektor :
4. Angka Penting
Angka penting
adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, terdiri atas angka
pasti dan angka taksiran.
Angka eksak
adalah semua angka yang diperoleh dari hasil menghitung atau mencacah, contoh
dalam satu kantong plastik ada 5 buah apel dll.
a.
Aturan
menyatakan banyaknya angka penting
1)
Semua
angka bukan nol adalah angka penting
Contoh
:
225
m ................. memiliki 3 angka penting
3,42
gram ................. memiliki 3 angka penting
2)
Angka
nol yang terletak di antara angka bukan nol termasuk angka penting
Contoh
:
6105
m .................. memiliki 4 angka penting
2,005
cm .................. memiliki 4 angka penting
3)
Angka
nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol dengan tanda desimal adalah
angka penting
Contoh :
2,0000 gram .................. memiliki 5 angka penting
5,50 m .................. memiliki 3 angka penting
4)
Angka
nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol tanpa tanda desimal bukan
angka penting, kecuali dengan tanda khusus (misal garis bawah)
Contoh :
36000 m .......................... memiliki 2 angka penting
36000 .......................... memiliki 3 angka penting
5)
Angka
nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol bukan angka penting.
Contoh :
0,0000025 m ....................... memiliki 2 angka penting
0,001 cm ....................... memiliki 1 angka penting
6)
Bilangan
yang ditulis dalam bentuk bilangan berpangkat, maka angka penting diambil dari
mantisanya.
Contoh :
3,25 x 105 kg ...................... memiliki 3 angka
penting
2,50 x 103 m ..................... memiliki 3 angka
penting
b.
Operasi Angka
Penting
1.
Penjumlahan dan
Pengurangan Angka Penting
Hasil
penjumlahan atau pengurangan dari angka penting hanya boleh ada satu angka
taksiran.
Angka taksiran adalah angka terakhir dari hasil pengukuran.
Contoh
soal :
a).
2,74 x 104 gram + 5,950 x 103 gram = ....
b).
468,39 m – 412 m = ...
Penyelesaian :
Lakukan operasi penjumlahan atau
pengurangan secara biasa kemudian bulatkan hingga hanya ada satu angka taksiran.
Jawab :
a). 2,74 x 104 g = 27,4 x 103 g
5,950 x 103 g = 5,950 x 103 g +
33,350
x 103 g
Dibulatkan menjadi 33,4 x 103 g, karena hanya boleh ada satu angka
taksiran. Dalam notasi ilmiah dituliskan sebagai 3,34 x 104 g
b). 468,39 m (9 angka taksiran)
412 m
(2 angka taksiran)
56,39 m = 56 m karena hanya boleh ada satu angka taksiran.
2.
Perkalian dan
Pembagian Angka Penting
Hasil perkalian
atau pembagian dari angka penting hanya boleh memiliki angka penting sebanyak
angka penting yang paling sedikit diantara bilangan yang dikallikan.
Contoh soal :
a). 0,1682 m x 8,2 m
b). 94,5 J : 1,2 s
penyelesaian :
a). 0,1682 m x 8,2 m = 1,37924 m2
= 1,4 m2
(4 ap) (2 ap) (2 ap)
Dari kedua bilangan paling sedikit 2
angka penting jadi hasilnya hanya diambil 2 angka penting saja.
b). 94,5 J : 1,2 s = 78,75 J/s = 79 J/s
(3 ap)
(2 ap) (2 ap)
Dari kedua bilangan paling sedikit 2
angka penting jadi hasilnya hanya diambil 2 angka penting saja.
3.
Hasil perkalian
atau pembagian antara bilangan hasil pengukuran (bilangan penting) dengan
bilangan eksak hanya boleh memiliki angka penting sebanyak angka penting dari
bilangan hasil pengukuran (bilangan pentingnya).
Contoh soal :
Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa
massa sebuah benda kerja 2,45 g, berapakah massa 15 buah benda kerja ?
Penyelesaian :
2,45 g
(bilangan penting ada 3 ap)
15
x (bilangan eksak)
36,75 g
Sesuai dengan aturan 2,45 g adalah angka
hasil pengukuran terdiri dari 3 angka penting sedang 15 adalah angka eksak
sehingga hasilnya hanya boleh ada 3 angka penting = 36,8 g.
GERAK
Suatu
benda dikatakan bergerak jika mengalami perpindahan kedudukannya setiap
saat terhadap titik acuannya (titik asalnya). Kinematika adalah ilmu yang
mempelajari tentang gerak tanpa mengindahkan penyebabnya, dinamika adalah ilmu
yang mempelajari tentang gerak dan gaya – gaya penyebabnya
A.
KONSEP GERAK
1. JARAK DAN PERPINDAHAN
Posisi adalah letak suatu benda pada suatu
waktu tertentu terhadap suatu acuan tertentu.
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh
oleh suatu benda yang bergerak dalam selang waktu tertentu. Jarak
termasuk besaran skalar.
Perpindahan
adalah perubahan posisi/kedudukan suatu benda yang bergerak dalam selang waktu
tertentu hanya tergantung pada posisi awal (acuannya) dan posisi akhir
(tujuannya). Perpindahan termasuk besaran vektor.
Contoh
:
Sebuah
partikel bergerak dari A ke C seperti gambar di bawah ini. Tentukan jarak dan
perpindahan partikel jika lintasannya A-B-C
Penyelesaian :
|
0
|
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
4
|
|
5
|
|
6
|
|
7
|
|
8
|
|
9
|
|
-1
|
|
-2
|
|
-3
|
|
A
|
|
B
|
|
C
|
Lintasan A-B-C
Jarak = AB + BC
= 7 satuan + 11 satuan
= 18 satuan
Perpindahan =
kedudukan akhir – kedudukan awal
= -3 satuan –
1 satuan
= -4 satuan
2.
KECEPATAN, KELAJUAN, KECEPATAN RATA – RATA
DAN KECEPATAN SESAAT
Kecepatan
adalah besaran vektor, besarnya perpindahan tiap satuan waktu
Kelajuan
adalah besaran skalar, besarnya lintasan yang ditempuh oleh suatu benda tiap
satuan waktu
Kelajuan rata
– rata didefinisikan sebagai hasil bagi antara jarak total yang ditempuh dengan
selang waktu untuk menempuhnya. Kelajuan rata – rata termasuk besaran skalar.
Kecepatan rata
– rata didefinisikan sebagai hasil bagi antara perpindahan dengan selang
waktunya. Kecepatan rata – rata termasuk besaran vektor.
Kecepatan/kelajuan
rata – rata mencerminkan kecepatan/kelajuan dalam suatu perpindahan/jarak
tertentu.
Kecepatan
sesaat adalah kecepatan suatu benda yang bergerak pada suatu saat tertentu,
dengan interval waktu ∆t sangat singkat.
kecepatan
sesaat
atau
untuk ∆t sangat kecil
3.
PERCEPATAN (a)
Percepatan
adalah besaran vektor, perubahan kecepatan tiap satuan waktu.
Rumus :
Dimana : vo
= kecepatan awal (m/s)
vt
= kecepatan akhir (m/s)
t = waktu (s)
a = percepatan / perlambatan (m/s2)
contoh soal :
B.
GERAK LURUS
GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
Gerak lurus
beraturan adalah gerak suatu benda dengan lintasan lurus dan kecepatan tetap.
Pada gerak
lurus beraturan (GLB) berlaku rumus :
Dimana : s =
jarak perpindahan (m)
t =
waktu (s)
v = kecepatan/kelajuan (m/s)
Grafik
kecepatan (v) terhadap waktu (t)
|
10
|
|
6
|
Gambar 1.
Grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t)
Dari gambar 1.
grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) dapat disimpulkan bahwa dalam waktu 6
sekon kecepatan gerak benda tetap 10 m/s, sehingga jarak yang ditempuh benda
adalah
Dari grafik
v-t jarak yang ditempuh benda sama dengan luas daerah persegi panjang dengan
panjang 6 s dan lebar 10 m/s = 6s x 10m/s = 60 m
Grafik jarak
(s) terhadap waktu (t)
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
Gerak lurus
berubah beraturan adalah gerak suatu benda dengan lintasan lurus dan
kecepatannya berubah secara beraturan sedangkan percepatannya tetap.
Pada Gerak
lurus Berubah Beraturan (GLBB) berlaku rumus :
|
|
Dimana :
Vo = kecepatan awal (m/s)
Vt = kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan/perlambatan (m/s2)
t = waktu tempuh (s)
St = jarak setelah menempuh t sekon (m)
|
|
v(m/s
|
|
t (s)
|
|
v(m/s
|
|
t (s)
|
Grafik
percepatan (a) terhadapwaktu (t)
|
t (s)
|
|
a(m/s2
|
Grafik jarak
(s) terhadap waktu (t)
|
s (m)
|
|
t (s)
|
|
s (m)
|
|
t (s)
|
GERAK MELINGKAR
Kecepatan pada gerak melingkar beraturan
besarnya selalu tetap namun arahnya selalu berubah, arah kecepatan selalu
menyinggung lingkaran, maka v selalu tegak lurus garis yang ditarik
melalui pusat lingkaran ke sekeliling lingkaran tersebut.
Beberapa besaran dalam gerak melingkar
beraturan :
1.
Periode (T)
Periode
adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali putaran
Dimana
: t = waktu (s)
n =
banyaknya putaran
T =
periode (s)
2.
Frekuensi (f)
Frekuensi
adalah banyaknya putaran tiap detik
Dimana
: n = banyaknya putaran
t =
waktu
f =
frekuensi (Hertz = Hz)
Hubungan periode (T) dengan frekuensi
(f)
atau
3.
kecepatan Linear
(v)
, jarak = keliling lingkaran (2πR)
atau
Dimana
: R = jari – jari lingkaran (m)
T =
periode (s)
f =
frekuensi (Hz)
v =
kecepatan/kelajuan linear (m/s)
4.
Kecepatan sudut
(ω)
,
besarnya sudut tempuh dalam satu putaran = 360o
atau
Dimana
: ω = kecepatan sudut (rad/s)
Hubungan kecepatan linear (v) dan
kecepatan sudut (ω)
dimana
maka persamaan menjadi
:
5.
Percepatan
Sentripetal (as) dan Gaya Sentripetal (fs)
|
Percepatan sentripetal arahnya
selalu menuju ke pusat lingkaran dan tegak lurus kecepatan linear (v).
besarnya percepatan sentripetal adalah :
|
|
atau karena
maka :
|
Dimana :
v = kecepatan/kelajuan linear (m/s)
R = jari –
jari lingkaran (m)
ω = kecepatan
sudut/kecepatan anguler (rad/s)
as =
percepatan sentripetal (m/s2)
|
Sebuah
partikel dapat melakukan gerak melingkar karena ada gaya yang menarik partikel
tersebut ke pusat lingkaran yang disebut gaya sentripetal (Fs).
Dari
hukum II Newton, besarnya gaya sentripetal dapat durumuskan :
karena
maka :
atau
Dimana
: m = massa (kg)
v
= kecepatan/kelajuan linear (m/s)
R
= jari – jari lingkaran (m)
ω
= kecepatan sudut (rad/s)
Fs
= gaya sentripetal (N)
6.
Hubungan Roda –
roda
Gambar
: hubungan roda – roda
(a).
sepusat, (b). Bersinggungan, (c). Dihubungkan dengan tali
a.
Sepusat
Dua
buah roda A dan B yang sepusat (seperti ditunjukkan oleh gambar di atas bagian
a), kecepatan sudut kedua roda adalah sama, sehingga berlaku :
karena
maka
sehingga
persamaan menjadi :
b.
Bersinggungan
Dua
buah roda A dan B yang bersinggungan (seperti ditunjukkan oleh gambar di atas bagian
b), maka kecepatan linear kedua roda adalah sama, sehingga berlaku :
,
karena
, maka persamaan
menjadi :
,
atau
c.
Dihubungkan
degan tali
Dua
buah roda A dan B yang dihubungkan dengan tali (seperti ditunjukkan oleh gambar
di atas bagian c), maka kecepatan linear kedua roda adalah sama sehingga
berlaku :
,
karena
, maka persamaan
menjadi :
,
atau
Soal Uraian :
1.
Sebuah
partikel dalam waktu 40 detik dapat mengitari lintasan melingkar sebanyak 8
kali. Berapakah periode dan frekuensi partikel tersebut ?
2.
Sebuah
benda bermassa 4 kg diikatkan pada ujung
seutas tali dan diputar secara horisontal dengan jari – jari 3 m dan kecepatan
6 putaran per detik. Tentukan :
a.
Kecepatan
linear
b.
Percepatan
sentripetal
c.
Gaya
sentripetal
3.
Sebuah
benda tegar berputar dengan kecepatan sudut 10 rad/s. Tentukan besarnya
kecepatan linier suatu titik pada benda berjarak 0,5 m dari sumbu putar ?
4.
Dua
buah roda A dan B sepusat. Jika diketahui RA = 60 cm, RB
= 40 cm dan roda B berputar 300 rpm, tentukan :
a.
kecepatan
linear roda B
b.
kecepatan
sudut roda B
c.
kecepatan
linear roda A
5.
Dari
gambar berikut jika RA = 2 RB dan kecepatan sudut roda B = 20 rad/s, maka
besarnya kecepatan sudut roda A adalah ...
|
A
|
|
B
|
HUKUM
NEWTON DAN GAYA
GAYA
1.
GAYA BERAT (w)
Berat
suatu benda (w) adalah besarnya gaya tarik bumi terhadap benda tersebut dan
arahnya menuju pusat bumi (vertikal ke bawah).
|
w
|
Besarnya
berat benda adalah
Dimana
:
m
= massa (kg)
g
= percepatan gravitasi (m/s2)
w=
berat benda (N)
2.
GAYA NORMAL (N)
|
N
|
|
w
|
Contoh
soal :
Sebuah
balok yang beratnya 50 N berada pada bidang datar, tentukan besarnya gaya
normal yang bekerja pada benda jika :
a.
Pada
balok tidak ada gaya lain yang mempengaruhi
b.
Balok
diberi gaya tekan P = 30 N ke bawah
Penyelesaian
:
Diket
: w = 50 N
Ditanya
: N = ... ?
Jawab
:
a.
Pada
balok tidak ada gaya lain yang mempengaruhi
|
N
|
|
w
|
b.
Balok
diberi gaya tekan P = 30 N ke bawah
|
N
|
|
w
|
|
P
|
3.
GAYA GESEK (fg)
Gaya
gesekan adalah gaya yang terjadi antara dua buah benda yang saling bersentuhan. Arah gaya
gesekan selalu berlawanan dengan kecenderungan gerak benda.
|
F
|
|
N
|
|
w
|
|
fg
|
Besarnya gaya
gesekan adalah :
Dimana :
µ = koefisien
gesekan
N = gaya normal
(N)
fg = gaya
gesekan (N)
gaya gesekan ada
2 macam :
1.
Gaya
gesekan statis (fs)
Adalah
gaya gesekan yang terjadi pada benda yang diam.
Besarnya
gaya gesekan statis adalah
Dimana :
µs = koefisien
gesekan statis
N = gaya normal (N)
fs = gaya gesekan
statis (N)
2.
Gaya gesekan kinetis (fk)
Adalah
gaya gesekan pada benda yang bergerak.
Besarnya
gaya gesekan kinetis adalah
Dimana :
µk = koefisien gesekan kinetis
µk = koefisien gesekan kinetis
N = gaya normal (N)
fk = gaya gesekan
kinetis
Besarnya koefisien kinetis
selalu lebih kecil daripada koefisien gesekan statis (µk < µs) sehingga gaya
gesekan kinetik lebih kecil daripada gaya gesekan statis (fk < fs).
Ketentuan yangberlaku pada
gaya gesekan :
Jika
F < fs, maka benda dalam keadaan diam sehingga gaya gesekannya
sama dengan gaya luar yang diberikan (fg
= F)
F = fs, maka
benda dalam keadaan tepat akan bergerak sehingga gaya gesekannya sama dengan gaya gesekan statis (fg
= fs = F)
F > fs, maka
benda dalam keadaan bergerak sehingga gaya gesekannya sama dengan gaya gesekan kinetis (fg = fk
= µk . N).
HUKUM NEWTON
HUKUM I NEWTON
(HUKUM KELEMBAMAN)
Dalam peristiwa sehari-hari kita sering
menjumpai keadaan yang menunjukkan penerapan dari Hukum I Newton. Sebagai contoh ketika kita
naik kendaraan yang sedang melaju kencang, secara tiba - tiba kendaraan
tersebut mengerem, maka tubuh kita akan terdorong ke depan. Kasus lain
adalah Ketika kita naik kereta api dalam
keadaan diam, tiba-tiba melaju kencang maka tubuh kita akan terdorong ke
belakang. Keadaan tersebut disebut juga Hukum Kelembaman.
Jika
resultan (jumlah) dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan
nol, maka benda tersebut :
a.
Jika
dalam keadaan diam akan tetap diam, atau
b.
Jika
dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus
beraturan.
Secara matematis dapat dirumuskan :
ΣF = 0
HUKUM II NEWTON
“besarnya
percepatan (a) yang bekerja pada benda adalah berbanding lurus dan searah
dengan gaya (F) dan berbanding terbalik dengan massa (m)”.
Secara matematis dapat dirumuskan :
atau
Dimana :
F = gaya (N)
m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)
HUKUM
III NEWTON (HUKUM AKSI REAKSI)
Jika benda A melakukan gaya
terhadap benda B, maka benda B juga akan memberikan gaya yang besarnya sama
tetapi arahnya berlawanan. Kedua gaya yang bekerja bersamaan pada kedua benda adalah
gaya aksi reaksi.
Secara matematis dirumuskan :
Penerapan hukum Newton :
Tips menyelesaikan soal – soal
tentang penerapan hukum Newton :
a.
Gambar sketsa soal
b.
Pilih
benda atau sistem yang akan ditinjau.
c.
Gambarkan semua gaya yang bekerja pada benda,
misal : gaya berat (w), gaya normal (N), gaya tegangan tali (T) dll
d.
Tentukan
sumbu-x dan sumbu-y untuk memudahkan perhitungan. Uraikan setiap gaya pada
sumbu-x dan sumbu-y kemudian hitung komponen – komponen gaya ini.
e.
Gaya – gaya yang searah gerak benda diberi tanda
positif dan sebaliknya gaya – gaya yang berlawanan dengan gerak benda diberi
tanda negatif
d.
Gunakan
hukum I dan II Newton pada benda atau sistem yang akan ditinjau.
1.
Menentukan gaya
tegangan tali (T)
a.
Bila benda dalam
keadaan diam atau bergerak lurus beraturan
Untuk kasus ini diselesaikan
dengan hukum I Newton
|
w
|
|
T
|
|
T
|
b.
Bila benda
bergerak ke atas dengan percepatan a
Untuk kasus ini diselesaikan dengan
hukum II Newton
|
a
|
|
w
|
|
T
|
c.
Bila benda
bergerak ke bawah dengan percepatan a
|
a
|
|
w
|
|
T
|
2.
Gerak benda pada
katrol
Jika m2 > m1,
maka sistem bergerak ke benda ke-2.
|
m1
|
|
m2
|
|
w1
|
|
w2
|
|
T
|
|
T
|
|
T
|
|
T
|
|
a
|
|
a
|
Dimana :
a = percepatan (m/s2)
m2 = massa benda ke-2
m1 = massa benda ke-1
g = percepatan gravitasi (m/s2)
T = gaya tegangan tali (N)
Jika m1 > m2, maka berlaku :
Menentukan gaya
teganga tali (T)
Diambil salah satu benda
Benda 1, maka berlaku :
|
w1
|
|
T
|
|
a
|
|
m1
|
Benda ke-2, maka berlaku :
|
W2
|
|
T
|
|
a
|
|
m2
|
3.
Gerak benda pada
bidang miring
Jika bidang
miring licin atau gaya geseknya sama dengan nol
|
α
|
|
W cosα
|
|
N
|
|
w
|
|
W sin α
|
|
Gaya yang menyebabkan benda bergerak
pada bidang miring adalah w sin α
|
|
α
|
|
W cosα
|
|
N
|
|
w
|
|
W sin α
|
|
fg
|
Menentukan gaya
normal (N)
4.
Gerak benda pada
bidang datar
|
Sesuai dengan hukum II Newton, pada
gambar di samping berlaku persamaan :
|
|
F
|
|
N
|
|
w
|
Jika lantainya
kasar sehingga ada gaya geseknya, maka berlaku :
|
F
|
|
N
|
|
w
|
|
fg
|
|
F
|
|
T
|
|
T
|
|
m1
|
|
m2
|
atau
Menentukan
gaya tegangan tali (T)
Diambil salah
satu benda
Misal benda 1,
maka berlaku :
|
T
|
|
m1
|
Misal benda 2
|
T
|
|
F
|
|
m2
|
Jika lantainya kasar, maka persamaannya menjadi :
|
F
|
|
T
|
|
T
|
|
m1
|
|
m2
|
|
fk1
|
|
fk2
|
Sesuai dengan
hukum II Newton, maka persamaannya menjadi :
atau
Menentukan gaya tegangan tali (T)
Diambil salah
satu benda
|
T
|
|
fk1
|
|
m1
|
|
F
|
|
fk1
|
|
m2
|
|
T
|
Gaya Gesek
1.
Massa
Syifa di permukaan bumi 50 kg. Berapa berat Syifa jika berada di bulan yang
memiliki percepatan gravitasi 1,6 m/s2 ?
2.
Sebuah balok yang massa 2,5
kg terletak dilantai datar. Koefisien gesekan balok dengan permukaan lantai
adalah 0,2 dan 0,5, dan percepatan gravitasi 10 m/s2. Tentukan besarnya gaya
gesekan yang dialami benda jika pada balok tersebut diberikan gaya luar
horizontal sebesar :
a. 10 N
b. 12,5 N
c. 50 N
d. 1000 N
Kunci Jawaban dan Skor Penilaian
1.
Diket
: m = 50 kg
g
= 1,6 m/s2
Ditanya
: w = ... ?
Jawab
:
2.
Diket : m = 2,5 kg
g = 10 m/s2
µk = 0,2
µk = 0,5
Ditanya : fg = ... ? jika
a. F= 10 N
b. F = 12,5 N
c. F = 50 N
d. F = 1000 N
Jawab
:
Untuk menentukan kasus besarnya gaya gesekan pada kasus seperti ini,
perlu menghitung gaya gesekan statis maksimum terlebih dahulu.
a.
Balok
diberi gaya luar F = 10 N
Gaya
ini lebih kecil daripada gaya gesekan statis (F < fsm), maka balok masih
dalam keadaan diam sehingga gaya gesekannya sama dengan gaya gesekan satis
besarnya sama dengan gaya luar yang diberikan
(fg = fs = F = 10 N)
b.
Balok
diberi gaya luar F = 12,5 N
Gaya
ini sama dengan gaya gesekan satis maksimal (F = fsm), artinya benda dalam
keadaan tepat akan bergerak sehingga fg = fs = 12,5 N
c.
Balok
diberi gaya luar F = 50 N
Gaya
ini lebih besar daripada gaya gesekan statis maksimal (F > fsm), maka balok
dalam keadaan bergerak sehingga gaya gesekannya sama dengan gaya gesekan
kinetis.
d.
Balok diberi gaya luar F =
1000 N
Gaya
ini lebih besar daripada gaya gesekan statis maksimal (F > fsm), maka balok
dalam keadaan bergerak sehingga gaya gesekannya sama dengan gaya gesekan
kinetis.
Hukum Newton
1.
Balok
berada pada bidang miring dengan sudut kemiringan 30o. Jika massa
balok 200 gram dan percepatan gravitasi 10 m/s2, tentukan :
a.
Percepatan
yang dialami benda
b.
Gaya
normal benda
2.
Dari
gambar di bawah ini jika lantainya licin, massa A 8 kg dan massa benda B 10 kg
dan percepatan 5 m/s2, tentukan :
a.
Gaya
F
b.
Gaya
tegangan tali (T)
|
F
|
|
T
|
|
T
|
|
m1
|
|
m2
|
3.
Pada
gambar di bawah jika mA = 10 kg, mB = 6 kg, g = 10 m/s2
dan tidak ada gaya gesekan , tentukan :
a.
gaya
tegangan tali
b.
percepatan
gerak benda
Kunci Jawaban dan Skor Penilaian
|
1.
Diket : m =
200 gram = 0,2 kg
α = 30o
g = 10 m/s2
|
Ditanya :
a.
a = ... ?
b.
N = ... ?
|
Jawab :
|
a.
Percepatan
yang dialami benda (a)
|
b.
Gaya normal
(N)
|
2. Diket : mA
= 8 kg
mB = 10 kg
a = 5 m/s2
|
F
|
|
T
|
|
T
|
|
m1
|
|
m2
|
a.
F
= ... ?
b.
T
= ... ?
Jawab :
a.
Besarnya
gaya :
b.
Menentukan
gaya tegangan tali (T)
misal diambil benda A
|
T
|
|
mA
|
Misal diambil benda B, maka :
|
T
|
|
F
|
|
mB
|
3. Diket : mA
= 10 kg
mB =
6 kg
g = 10 m/s2
Ditanya :
a. T = ... ?
b. a = ... ?
|
Jawab :
|
|
Menentukan gaya
tegangan tali (T)
Diambil salah
satu benda :
|
Benda A :
|
Benda B :
|
Tugas
1.
Massa Ryan di permukaan bumi
64 kg. Tentukan berat Ryan :
a.
Di permukaan bumi yang
memiliki percepatan gravitasi 9,8 m/s2
b.
Di planet Mars yang memiliki
pervepatan gravitasi 3,6 m/s2
2.
Benda
dengan massa 10 kg berada pada bidang mendatar kasar (µs = 0,40; µk = 0,35), g
= 10 m/s2. Bila benda diberi gaya horizontal yang tetap sebesar 30
N, tentukan besarnya gaya gesekan yangbekerja pada benda tersebut ?
3.
Sebuah
benda mempunyai massa 10 kg ditarik dengan gaya sebesar 200 N. Berapakah
besarnya percepatan yang dialami benda ?
4.
Sebuah
mobil massanya 2 ton dan mula-mula diam. Setelah 5 detik kecepatan mobil
menjadi 20 m/s. Hitung besarnya aya dorong yang bekerja pada mobil ?
5.
Sebuah
mobil truk yang massanya 10.000 kg bergerak dengan kecepatan 20 m/s. Mobil direm dan dalam waktu 20 sekon mobil
tersebut berhenti. Berapa gaya rem yang bekerja pada mobil tersebut hingga
berhenti ?
6.
Sebuah
benda massanya 8 kg berada pada bidang miring dengan sudut kemiringan 30o.
Jika percepatan gravitasinya 10 m/s2, maka tentukan gaya normal dan
percepatan yang dialami benda ?
7.
Sebuah benda bergerak dengan kecepatan awal 5 m/s.
Kemudian benda tersebut diberi gaya searah dengan kecepatan sebesar 30 N. Jika
massa benda 1 kg, hitunglah kecepatan benda setelah bergerak sejauh 10 m ?
USAHA
ENERGI DAN DAYA
USAHA
(W)
Usaha adalah hasil kali gaya yang
searah perpindahan dengan perpindahannya.
Sebuah balok massanya m dikenai gaya F
sehingga balok bergeser sejauh s, maka besarnya usaha adalah
|
F
|
|
s
|
Besarnya usaha adalah :
Dimana : F = gaya (N)
s = jarak/perpindahan benda (m)
W = usaha (joule, J)
|
F
|
|
s
|
|
α
|
|
F cos α
|
|
F sin α
|
Satuan usaha :
-
Joule
-
Kalori
1 kalori = 4,186 joule = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
Contoh soal :
1.
Gaya
sebesar 50 N bekerja pada benda sehingga berpindah sejauh 100 m. Hitunglah
usaha yang dikerjakan oleh gaya ?
Diket : F = 50 N
s = 100 m
Ditanya : W =
... ?
Jawab :
2.
Seorang
anak menarik benda bermassa 2 kg dengan
gaya 80 N dengan sepotong tali dan membentuk sudut 60o terhadap
horizontal seperti gambar di samping. Tentukan usaha yang dilakukan anak
tersebut untuk memindahkan benda sejauh
5 meter ?
Diket : m = 2 kg
F = 80 N
α = 60o
s = 5 m
Ditanya : W = .... ?
Jawab :
Usaha oleh gaya berat / gaya gravitasi
s
F
F a
* Sebuah benda yang masanya m
secara perlahan – lahan diangkat oleh suatu gaya F keatas ( gb.4 – 4 ) sehingga benda
berpindah setinggi h, maka besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya berat adalah
negative
karena arah gerakan benda (keatas) berlawanan dengan arah gaya berat
(kebawah ), yang besarnya :
W = -
Fg. h W = - m.g.h
* Jika benda tersebut ditarik oleh suatu
gaya F dan ternyata benda berpindah
sejauh s , maka besarnya usaha yang
dilakukan oleh gaya berat adalah nol ( W
= 0 ) karena gaya berat tidak melakukan usaha ( tidak ada perubahan
tinggi benda )
|
W = m.g.h →
W = m.g.h → W = 0
|
*
Ketika benda tersebut jatuh ari suatu ketinggian h
terhadap lantai, maka usaha yang dilakukan oleh gaya berat adalah positif
karena arah gerakan benda searah dengan gaya berat.
|
W = Fg. h → W
= m.g.h
|
ENERGI
Suatu sistem dikatakan mempunyai
energi/tenaga, jika sistem tersebut mempunyai kemampuan untuk melakukan
usaha. Besarnya energi suatu sistem sama dengan besarnya usaha yang mampu
ditimbulkan oleh sistem tersebut.
1.
ENERGI
KINETIK (Ek)
Energi kinetik adalah energi yang
dimiliki oleh setiap benda yang bergerak. Besarnya energi
kinetik berbanding lurus dengan massa dan kuadrat kecepatan
Dimana : m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
Ek = energi kinetik (kg.m2/s2
= joule)
2.
ENERGI POTENSIAL
GRAVITAS (Ep)
Energi potensial
gravitasi adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena pengaruh
tempatnya (kedudukannya). Energi potensial ini juga disebut
energi diam, karena benda yang diam pun dapat memiliki energi potensial.
|
h
|
|
m
|
|
g
|
Besarnya energi potensial gravitasi
dirumuskan :
Dimana :
m = massa benda (kg)
g =
percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi benda (m)
Ep = energi potensail gravitasi (kg.m2/s2
= joule)
Energi potensial gravitasi tergantung
pada : massa benda, percepatan gravitasi bumi dan tinggi benda.
3.
ENERGI POTENSIAL
PEGAS (Ep)
Energi potensail yang dimiliki benda
karena elastik pegas.
Gaya pegas (F)
Besarnya energi potensial pegas (Ep)
Dimana :
k = konstanta pegas (N/m)
∆x = perubahan panjang pegas (m)
F = gaya pegas
Ep = energi potensial pegas (joule)
4.
ENERGI MEKANIK
(Em)
Energi mekanik adalah jumlah energi
kinetik dan energi potensial benda.
Besarnya energi mekanik dirumuskan :
Contoh soal :
1.
Sebuah
pegas memiliki konstanta gaya 250 N/m. Tentukan besarnya energi potensial yang
diperlukan untuk menarik pegas sehingga bertambah panjang 2 cm ?
Diket : k = 250 N/m
∆x = 2 cm = 2 x 10-2 m
Ditanya : Ep = ... ?
Jawab :
5.
HUBUNGAN
USAHA-ENERGI KINETIK
Usaha yang dilakukan oleh sistem gaya
yang bekerja pada benda sama dengan perubahan energi kinetik.
usaha
= perubahan energi kinetik
6.
|
h1
|
|
h2
|
Usaha merupakan perubahan energi
potensial.
Usaha
= perubahan energi potensial
Contoh soal :
Sebuah
benda massa 5 kg berada 10 meter di atas permukaan bumi. Percepatan gravitasi =
10 m s-2. Berapa besarnya usaha untuk memindahkan benda tersebut ke
atas ketinggian 15 meter dari permukaan bumi ?
Diket
: m = 5 kg
h1
= 10 m
h2
= 15 m
g
= 10 m/s2
Ditanya
: W = ... ?
Jawab
:
HUKUM KEKEKALAN ENERGI
Hukum kekekalan energi “ energi tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, energi hanya bisa berubah dari
satu bentuk ke bentuk yang lain “
Hukum kekekalan energi mekanik “Jumlah energi
kinetik dan energi potensial adalah konstan”
sehingga dapat dirumuskan :
Em1 = Em2
|
Sebuah bola bermassa m semula di
lantai (dianggap sebagai posisi awal h1) dilempar keatas dengan kecepatan
v1 sampai ketinggian tertentu h2, maka berlaku :
|
|
Posisi awal = posisi1
|
|
Posisi akhir = posisi2
|
|
h2
|
Contoh soal :
Sebuah
benda massanya 500 gram dilemparkan
vertikal ke atas dengan kecepatan 40 m/s. Berapakah energi kinetik yang
dimiliki benda pada saat mencapai ketinggian 30 meter dari tanah ?
Penyelesaian
:
Diket : m
= 500 gram = 0,5 kg
v1 = 40 m/s
h1
= 0
h2
= 30 m
Ditanya : Ek2
Jawab :
Contoh soal Usaha, Energi Kinetik dan
Energi Potensial
1.
Gaya
sebesar 50 N bekerja pada benda sehingga berpindah sejauh 100 m. Hitunglah
usaha yang dikerjakan oleh gaya ?
Diket : F = 50 N
s = 100 m
Ditanya : W =
... ?
Jawab :
2.
Seorang
anak menarik benda bermassa 2 kg dengan
gaya 80 N dengan sepotong tali dan membentuk sudut 60o terhadap
horizontal seperti gambar di samping. Tentukan usaha yang dilakukan anak
tersebut untuk memindahkan benda sejauh
5 meter ?
Diket : m = 2 kg
F = 80 N
α = 60o
s = 5 m
Ditanya : W = .... ?
Jawab :
3.
Sebuah
mobil yang massanya 1000 kg bergerak dengan kecepatan 72 km/jam. Berapa energi
kinetik yang dimiliki mobil tersebut ?
Diket : m = 1000 kg
v = 72 km/jam = 20 m/s
Ditanya : Ek = ... ?
Jawab :
4.
Buah
durian tergantung pada tangkai pohon setinggi 8 meter, jika massa durian 2 kg
dan percepatan gravitasi 10 m/s2, berapa energi potensial yang
dimiliki oleh durian tersebut ?
Diket : h = 8 m
m = 2 kg
g = 10 m/s2
Ditanya : Ep = ... ?
Jawab :
5.
Sebuah
mobil dengan massa 1 ton bergerak dari keadaan diam. Sesaat kemudian
ke-cepatannya 5 m/s. Tentukan besar usaha yang dilakukan oleh mesin mobil
tersebut ?
Diket : m = 1
ton = 1000 kg
v1 = 0 (semula mobil
diam)
v2 = 5 m/s
Ditanya : W =
... ?
Jawab :
6.
Sebuah
benda massa 5 kg berada 10 meter di atas permukaan bumi. Percepatan gravitasi =
10 m s-2. Berapa besarnya usaha untuk memindahkan benda tersebut ke atas
ketinggian 15 meter dari permukaan bumi ?
Diket : m = 5 kg
h1 = 10 m
h2 = 15 m
g = 10 m/s2
Ditanya : W =
... ?
Jawab :
DAYA
(P)
Daya adalah usaha yang
dilakukan tiap satuan waktu. Secara matematis dapat dirumuskan :
Dimana :
W = usaha
(Joule)
t = waktu (s)
P = daya (J/s =
watt)
Daya termasuk
besaran skalar.
Satuan yang lain
:
1 hp = 1 DK =
746 watt
Contoh soal :
Berapakah
besarnya daya rata – rata suatu mesin pengangkat dari benda bermassa 300 kg
setinggi 4 meter selama 2 menit ? (g = 10 m/s2)
Penyelesaian :
Diket : m = 300
kg
h1 =
0
h2 =
4m
t = 2 menit =
120 sekon
g = 10 m/s2
Ditanya : P =
... ?
Jawab :
Soal Daya dan
Hukum Kekekalan Energi
1.
Sebuah
benda semula berada pada ketinggian 1 meter dari permukaan tanah. Jika massa
benda 4 kg berapakah daya yang dibutuhkan untuk mengangkat benda tersebut
sampai ketinggian 8 meter dalam waktu 6 detik ?
2.
Sebuah
mobil mula – mula diam kemudian kemudian
bergerak. Dalam waktu 20 detik kecepatannya menjadi 8 m/s. Jika massa mobil dan
penumpang 0,5 ton, berapakah daya yang
dilakukan ?
3.
Sebuah
benda massanya 500 gram dilemparkan
vertikal ke atas dengan kecepatan 40 m/s. Berapakah energi kinetik yang
dimiliki benda pada saat mencapai ketinggian 30 meter dari tanah ?
4.
Sebuah
benda massanya 400 gram dilempar dari atas gedung setinggi 30 meter dengan
kecepatan 20 m/s. Berapakah kecepatan benda saat mencapai ketinggian 5 meter
dari tanah ?(g = 10 m/s2)
IMPULS DAN
MOMENTUM
1.
IMPULS (I)
Impuls adalah
hasil kali gaya dengan selang waktu yang ditempuh. Impuls merupakan besaran
vektor yang arahnya searah dengan gayanya.
Secara matematis
dapat dirumuskan :
Dimana :
F = gaya (N)
∆t = selang
waktu (s)
I = impuls (Ns)
Contoh soal :
Sebuah
bola dipukul dengan gaya sebesar 40 N, jika gaya itu bekerja pada bola hanya
dalam waktu 0.2 s. Berapakah besarnya impuls pada bola tersebut?
Penyelesaian
:
Diket : F = 40 N
∆t
= 0,2 s
Ditanya
: I = .... ?
Jawab
:
Dari
persamaan di atas kita dapat menghitung impuls :
2.
MOMENTUM (P)
Momentum adalah hasil kali massa dengan kecepatan benda. Momentum merupakan besaran vektor yang arahnya searah dengan kecepatannya.
Momentum adalah hasil kali massa dengan kecepatan benda. Momentum merupakan besaran vektor yang arahnya searah dengan kecepatannya.
Secara
matematis dapat dirumuskan :
Dimana
:
m
= massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
P
= momentum (kg.m/s = Ns)
3.
HUBUNGAN IMPULS
DAN MOMENTUM
Suatu
benda yang bermassa m bekerja gaya F yang konstan, maka setelah waktu Δt
benda tersebut bergerak dengan kecepatan :
Menurut
hukum II Newton :
Dengan
mensubstitusika kedua persamaan maka diperoleh
merupakan impuls
merupakan momentum
benda pada saat kecepatan vt
merupakan momentum benda pada saat kecepatan vo
Sehingga
diperoleh bahwa
Dari
persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa impuls merupakan perubahan momentum.
4. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM
Sebelum
tumbukan Saat tumbukan Sesudah tumbukan
|
mA
|
|
mB
|
|
vA
|
|
VB
|
|
mA
|
|
mB
|
|
mA
|
|
mB
|
|
FBA
|
|
FAB
|
|
vA’
|
|
VB’
|
Gambar 4.1. benda A dan
B sebelum, saat dan sesudah tumbukan
Pada
Gambar 5.1, misalkan benda A dan B masing-masing mempunyai massa mA
dan mB dan masing-masing bergerak segaris dengn kecepatan vA
dan vB sedangkan vA > vB.
Setelah tumbukan kecepatan benda berubah menjadi v’A dan v’B.
Bila FBA adalah gaya dari A yang dipakai untuk menumbuk B dan
FAB gaya dari B yang dipakai untuk menumbuk A, maka menurut
Hukum III Newton:
Jumlah
momentum dari A dan B sebelum dan sesudah
tumbukan adalah sama/tetap. Keadaan ini disebut sebagai Hukum
Kekekalan Momentum Linier.
5.
TUMBUKAN
Pada setiap jenis
tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu berlaku hukum
kekekalan energi mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin diubah menjadi
panas akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk :
Jenis
– jenis tumbukan :
1. Tumbukan lenting sempurna
Adalah tumbukan
antara dua buah benda dimana setelah terjadi tumbukan energi kinetik sebelum
dan sesudah tumbukan adalah sama
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku :
a.
Hukum kekekalan energi kinetik
“Jumlah
energi kinetik kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap”
b.
Hukum
kekekalan momentum
“Jumlah
momentum kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap”
c.
Koefisien restitusi (e) = 1
atau
2. Tumbukan lenting sebagian
Adalah tumbukan antara dua buah
dimana jumlah energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan adalah tidak sama
karena sebagian energi kinetik berubah menjadi energi bunyi dan energi panas.
Pada tumbukan
lenting sebagian berlaku :
a. Hukum kekekalan
momentum
b. Koefisien restitusi (e) : 0 < e > 1
3. Tumbukan tidak lenting sama sekali
Adalah tumbuakan
antara dua buah benda dimana setelah tumbukan kedua benda melekat menjadi satu
sehingga setelah tumbukan kedua benda bergerak bersama – sama.
Pada tumbukan
tidak lenting sama sekali berlaku :
a. Hukum kekekalan
momentum
b. Koefisien restitusi (e) = 0
Sehingga
hukum kekekalan momentum menjadi
misal
Benda
Memantul
Dimana :
h = tinggi benda
mula – mula
h1 =
tinggi benda pada pemamtulan pertama
h2 =
tinggi benda pada pemantulan kedua
e = koefisien
restitusi
contoh soal :
Sebuah kelereng dilepas dari suatu
ketinggian tertentu. Pada pemantulan pertama dicapai ketinggian 100 cm dan pada
pemantulan kedua dicapai ketinggian 25 cm.
Tentukan
:
a. Tinggi mula –
mula kelereng
b. Koefisien
restitusi
Diket : h1 = 100 cm
h2 = 25 cm
Ditanya :
a.
h
= ... ?
b.
e
= ... ?
Contoh
Soal
1.
Sebuah
bola dipukul dengan gaya sebesar 40 N, jika gaya itu bekerja pada bola hanya
dalam waktu 0.2 s. Berapakah besarnya impuls pada bola tersebut?
|
Diket : F = 40 N
∆t = 0,2 s
Ditanya : I = ... ?
|
Jawab :
|
2.
Seorang
pemain bisbol akan memukul bola yang datang padanya dengan massa 2 kg dengan
kecepatan 10 m/s, kemudian dipukulnya
dan bola bersentuhan dengan pemukul dalam waktu 0,01 detik sehingga bola
berbalik arah dengan kecepatan 15 m/s. Tentukan :
a.
Impuls
yang diberikan pada bola
b.
Gaya
yang diderita bola
|
Diket : m = 2 kg
v1 = 10 m/s
∆t = 0,01 s
v2 = -15 ms
|
Ditanya :
a.
I = ...?
b.
F = ...?
|
Jawab :
|
a.
|
b.
|
3.
Sebuah
benda bermassa 8 kg diberi gaya konstan 50 N sehingga kecepatan bertambah dari
15 m/s menjadi 20 m/s. Tentukan lamanya gaya berkerja pada benda ?
Diket : m = 8 kg
F = 50 N
v1 = 15 m/s
v2 = 20 m/s
Ditanya : ∆t =
... ?
Jawab :
4.
Sebuah
perahu sekoci bermassa 200 kg bergerak dengan kecepatan 2 m/s. dalam perahu
tersebut terdapat orang dengan massa 50
kg. Tiba-tiba orang tersebut meloncat dengan kecepatan 6 m/s. Hitunglah
kecepatan sekoci sesaat (setelah orang meloncat) jika arah loncatan berlawanan
dengan arah sekoci.
Diket : ms = 200 kg
vs = 2 ms/
mo = 50 kg
vo = 2 m/s
vo’ = -6 m/s (berlawanan dengan gerak
perahu sekoci)
Ditanya : vs’ = ... ?
Jawab :
Soal Tumbukan :
1.
Dua
buah benda bermassa 5 kg dan 12 kg bergerak dengan kecepatan masing-masing 12
m/s dan 5 m/s pada arah berlawanan. Jika keduanya bertumbukan lenting sempurna
hitunglah kecepatan masing – masing benda sesudah tumbukan ?
2.
Dua
benda A (3 kg) dan B (5 kg) bergerak searah dengan kecepatan masing-masing 8
m/s dan 4 m/s. Apabila benda A menumbuk benda B secara lenting sempurna, maka
tentukan kecepatan dan arah kedua benda sesudah tumbukan ?
3. Dua buah benda A
dan B, massa A 4 kg bergerak dengan kecepatan 8 m/s dan benda B bermassa 4 kg
bergerak dengan kecepatan 6 m/s keduanya bergerak berlawanan arah. Jika
koefisien restitusi 0,5 tentukan kecepatan dan arah kedua benda setelah
tumbukan ?
Tidak ada komentar: