1. Pantun
Apa tanda
Pinang berbuah
Banyak burung menyeri mayangnya
Apalah tanda orang bertuah
Bijak menghitung hari didepannya
Berbuah kayu ditengah padang
Daunnya rimbun tempat berteduh
Bertuah Melayu berkasih-sayang
Hidup rukun, sengketa menjauh
Apalah tanda batang Pandan
Daunnya panjang duri berduri
Apalah tanda orang budiman
Dadanya lapang, tahukan diri
Apalah tanda batang Nipah
Tumbuh di pantai, banyak pelepah
Apalah tanda orang bertuah
Elok perangai, hati pun
Banyak burung menyeri mayangnya
Apalah tanda orang bertuah
Bijak menghitung hari didepannya
Berbuah kayu ditengah padang
Daunnya rimbun tempat berteduh
Bertuah Melayu berkasih-sayang
Hidup rukun, sengketa menjauh
Apalah tanda batang Pandan
Daunnya panjang duri berduri
Apalah tanda orang budiman
Dadanya lapang, tahukan diri
Apalah tanda batang Nipah
Tumbuh di pantai, banyak pelepah
Apalah tanda orang bertuah
Elok perangai, hati pun
Apalah tanda
kerang berisi
Bila direbus kulitnya merekah
Apalah tanda orang berbudi
Bila bergaul suka merendah
Bila direbus kulitnya merekah
Apalah tanda orang berbudi
Bila bergaul suka merendah
2. Gurindam
Barang siapa menuntut ilmu
Tiada manusia yang akan menipu
Barang siapa putus asa
Pasti Allah akan murka
Barang siapa kuat berusaha
Pasti kejayaan muncul bersama
Barang siapa meninggalkan yang lima
Pasti hidup tidak sempurna
Barang siapa melawan kata ibu dan bapa
Kelak hidup akan binasa
3.
Syair
Wahai Ananda dengarlah pesan
Pakai olehmu sifat anak jantan
Bertanggung jawab dalam perbuatan
Beban dipikul pantang dielakkan
Wahai Ananda intan pilihan
Sifat tanggung jawab engkau amalkan
Berani mencencang terpotong tangan
Berani berhutang tumbuhlah beban
Wahai Ananda permata hikmat
Tanggung jawabmu hendaklah ingat
Berani menanggung sebab akibat
Berani berbuat tangan dikebat
Wahai Ananda intan terserlah
Bertanggung jawab dalam bertingkah
Berani menanggung sakit dan susah
Berani mati mempertahankan lidah
Wahai Ananda Bunda berpesan
Tanggung jawabmu jangan tinggalkan
Sakit dan perih engkau tahankan
Aib dan malu engkau tampungkan
Pakai olehmu sifat anak jantan
Bertanggung jawab dalam perbuatan
Beban dipikul pantang dielakkan
Wahai Ananda intan pilihan
Sifat tanggung jawab engkau amalkan
Berani mencencang terpotong tangan
Berani berhutang tumbuhlah beban
Wahai Ananda permata hikmat
Tanggung jawabmu hendaklah ingat
Berani menanggung sebab akibat
Berani berbuat tangan dikebat
Wahai Ananda intan terserlah
Bertanggung jawab dalam bertingkah
Berani menanggung sakit dan susah
Berani mati mempertahankan lidah
Wahai Ananda Bunda berpesan
Tanggung jawabmu jangan tinggalkan
Sakit dan perih engkau tahankan
Aib dan malu engkau tampungkan
4.
Puisi
Suara Sunyi
Awan hitam melukis langit putih
Awan hitam melukis langit putih
Burung gagak terbang dengan letih
Debu debu jalanan tersorot lampu kota
Lalu lalang kendaraan seperti riuh ombak samudra
Suara suara yang tak sampai kepada kata
Adalah doa sunyi yang maha
Hembusan nafas serpihan perih
Menebarkan kemurnian cinta dengan lirih
Pohon pohon yang tenang merunduk sepi
Sinar rembulan menelanjangi malam
Keruh air code tak bisa bersembunyi
Tiga ekor belibis berbaris menjadi saksi
Gelapnya gua cermai mengurung kesunyian
Rumput rumput liar menutupi batu batu
Harapan dan luka selalu menyatu
Dan sejarah selalu bercengkrama dengan waktu
Semangat Peduli
Alam
Tak sampailah
kau fikir
Dengan segala,
alam bencana kini
Bila kita,
ingin dikasihi...
Maka cintailah
alam ini
Peduli alam tak
rugi,
Maka
bersemangatlah kau cari!!!
Kegelisahan Di
Atas Kasur
hari ini adalah
aku
karenanya
sebelum ngantuk
berjaya
aku melihat
pada cermin
matahari
Jejak Bara
Belum hilang
semua yang berlalu
Lagi, kau bakar
siang-malam menjadi bara
Tapi maaf
Aku sudah
terbiasa
Hingga jejak
bara dapat ku kenal
Semoga kau
dapat membersihkan
Jejak bara yang
tersisa
Karena aku
hanya melihat tanpa peduli
Keringat
mengucur deras menyusun papan
Bekerja sendiri
sambil mendidik anak di rumah panggung
Pendekar lemah
Membunuh hal
biasa dulu kala
Menginjak yang
salah itu hal wajar saja
Kini wajahmu
membayang seperti raja
Tinggal cerita
pendekar lemah
Berguru tanpa
bersua
Dengan ayat
Allah mendo’akan keselamatanmu
Kau telah mati
di dunia ini
Namun kau tetap
hidup dalam sejarah kami
Pendekar lemah
Tidak ada komentar: